Jumat, 09 Maret 2012

8 Cara Mengembangkan Otak Kanan


 
Pernahkah kita (bahkan sering) tidak percaya diri bahwa kita KREATIF? Itu hanyalah anggapan yang justru menenggelamkan kepercayaan diri kita untuk bertindak kreatif!  Berpikir dan bertindak kreatif adalah suatu upaya untuk menggunakan otak kanan (hemispher otak sebelah kanan) secara lebih aktif. Selama ini, kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri-nya yang berkaitan dengan bahasa, logika, dan simbol simbol dan diarahkan pada pemikiran linear dan vertical (dari satu kesimpulan logis ke kesimpulan logis lainnya). Secara lebih seimbang, otak kanan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi emosi, intuitif, dan spasial serta bekerja berdasarkan kaleidoskop dan berpikir lateral (mempertimbangkan masalah dari semua sisi dan sampai pada hal yang berbeda) merupakan bagian otak yang berperan penting dalam kreatifitas.
Otak kanan akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak konvensional, tidak sistematis, dan tidak terstruktur. Hal ini tidak berarti hasil pemikiran otak kanan merupakan sesuatu yang sembarangan, namun hasil pemikiran otak kanan berkaitan dengan sesuatu yang baru, yang tidak biasa, dan berbeda dari apa yang ada sebelumnya.
Berikut 8 cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan otak kanan :
  1. Selalu bertanya; “Apakah ada cara lain..??” “Dengan begitu, otak kita dipacu untuk mencari alternative-alternatif terbaik!”
  2. Menentang kebiasaan, rutinitas, dan tradisi. “nih dia gan,, wajar aja seorang entrepreneur pasti punya latar belakang yang tidak biasa dan menentang tradisi!”
  3. Memainkan permainan – permainan mental, berusaha melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Ayo gan main rubik! Ngelatih otak n emosi banget tuh!”
  4. Menyadari bahwa ada lebih dari 1 jawaban yang benar. “Ini gak boleh dilakukan bagi anak SMA yang sedang ujian pilihan ganda! Karena hanya; PILIHLAH SATU JAWABAN YANG BENAR!”
  5. Melihat masalah sebagai batu loncatan untuk menemukan ide-ide baru. “Kalau dapet masalahnya terlalu banayak dan berat, berarti sedang di Uji sama yang DI ATAS! Mending segera tobat n banyak berdo’a deh.. hehe”
  6. Melihat kesalahan dan kegagalan sebagai sarana untuk memperoleh keberhasilan. “Jangan dikit – dikit ngeluuuuuuuuh aja kerjaanya! Gak guna!”
  7. Menghubungkan ide-ide yang tidak berhubungan untuk menemukan solusi yang baru dan inovatif. “Jangankan menghubungkan ide, ber-ide aja susah.. yang ada juga copas ide!”
  8. Memiliki “keteramplian helicopter” yaitu melihat dari atas dan menyeluruh terhadap berbagai hal rutin yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Rabu, 07 Maret 2012

PELESTARIAN HUTAN DAN POTENSI EKONOMI


Nilai ekonomi yang dihasilkan dari masing-masing tipe pemanfaatan sumber daya alam (hasil hutan kayu, non kayu, tambang, perikanan, pertanian, pariwisata, dll) serta nilai ekonomi dari jasa lingkungan yang disediakan oleh kawasan hutan , hendaknya tidak dilihat sebagai nilai-nilai yang terpisah satu sama lain, karena setiap kegiatan pemanfaatan sumber daya alam (kegiatan ekonomi lain) tidak berdiri sendiri, melainkan saling berinteraksi dan saling memberikan dampak satu sama lain. (TFGD (Technical Focus Group Discussion), 2006).
Prinsip-prinsip yang menyangkut faktor pembatas  dan produktivitas  di masa lalu telah menetapkan pokok penerapan ekologi untuk pertanian dan kehutanan, tetapi untuk alasan-alasan yang telah dikemukakan , para ahli pertanian dan kehutanan sekarang harus berfikir  bahwa tanaman dan hutannya mempunyai hasil lain selain dari makanan dan serat, dalam pengertian ekosistem manusia secara keseluruhan.
Komponen-komponen sistem pertanian berinteraksi secara sinergis ketika komponen-komponen itu terlepas dari fungsi utamanya, meningkatkan kondisi-kondisi bagi komponen lain yang berguna di dalam sistem pertanian, misalnya; menciptakan iklim mikro yang cocok bagi komponen lain, menghasilkan senyawa kimia untuk mendorong komponen yang diinginkan atau menekan komponen yang berbahaya (pengaruh alelopatis dari pengeluaran akar atau mulsa)., memproduksi pelapis tanah atau struktur akar untuk meningkatkan konservasi air dan tanah,mengusahakan sistem akar yang dalam untuk meningkatkan daur ulang air dan unsur hara.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keterkaitan setiap komponen pertanian maupun komponen kehidupan membuat mereka lupa bahkan tidak mengetahui sama sekali bahwa hutan sangan mempengaruhi kehidupan disekitarnya.
Manfaat atau fungsi hutan bagi kehidupan manusia secara langsung maupun tidak langsung sangat banyak dan beragam. Hutan tidak saja sebagai sumber kayu dan hasil hutan lainnya yang memberikan manfaat ekonomi. Secara tidak langsung hutan akan memberikan pengaruh pada kehidupan di hilirnya.
Hutan juga mempunyai fungsi perlindungan terhadap tata air. Dengan adanya seresah di lantai hutan dan struktur tanah gembur, air hujan terserap seresah dan masuk ke dalam tanah. Karena itu dalam musim hujan debit maksimum air dapat dikurangi, dengan demikian bahaya banjir berkurang.
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air  mulai dari tempat yang tinggi (gunung, pegunungan ) menuju ke tempat yang rendah  baik di permukaan tanah maupun  di dalam tanah yang berakhir di laut.
Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam tanah dalam bentuk infiltrasi, perkolasi, kapiler.  Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah dalam, aliran tanah antara dan aliran tanah dasar.  Disebut aliran tanah dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sisten jaringan sungai.  Hal ini dapat di lihat pada musim kemarau aliran ini akan tetap  secara kontinyu apabila kondisi hutan baik (Kodoatie, R.2005). Oleh sebab itu kilta perlu melestarikan hutan.
Banyaknya air hujan yang meresap ke dalam tanah, persediaan air tanah akan bertambah. Sebagian air tanah akan keluar lagi di daerah yang lebih rendah sebagai mata air, dengan bertambahnya cadangan air tanah, mata air serta sumur yang hidup di musim kemarau juga lebih banyak daripada tanpa adanya hutan. Jadi, efek hutan adalah mengurangi resiko kekurangan air dalam musim kemarau.
Air sebagai sumber kehidupan  mempunyai berbagai macam  fungsi . Di sisi lain air juga merupakan bagian dari sumber daya alam . Fungsi air sebagai sumber kehidupan adalah  memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian, industry , pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan dan perhubungan. Sebagai sumber daya alam air juga harus dilestarikan agar ketersediaan air dipermukaan bumi ini bisa berkesinambungan. Dengan melestarikan hutan berarti kita juga melestarikan ketersediaan air sebagai sumber daya alam.
Banyaknya air yang tersedia di permukaan bumi ini akan sangat membantu kehidupan manusia karena air diantaranya akan banyak memberikan manfaat ekonomi. Di daerah daerah yang pengairannya baik  pertanian tidak lagi bergantung pada hujan , petani dapat merencanakan pola pergiliran tanaman dengan lebih baik.
Daerah-daerah hilir hutan pegunungan masyarakatnya akan merasakan manfaat yang sangat menguntungkan bila pelestarian hutan terjaga, keseimbangan ekosistem dalam hutan akan memelihara tata air di sekitarnya , masyarakat yang ada di dataran rendah bisa memanfaatkan sumberdaya air yang tersedia untuk keperluan hidupnya maupun untuk aktivitas perekonomian.
Secara tidak langsung sumber daya air akan memberikan manfaat ekonomi  pada rumah tangga dan pertanian .  Rumah tangga yang mempunyai industri akan membutuhkan air untuk usahanya, petani dalam berusaha tani juga sangat membutuhkan air, baik untuk penyemprotan maupun untuk kebutuhan tanaman itu sendiri. Tanaman yang kekurangan air pertumbuhannya akan terganggu, pduktivitas akan berkurang bahkan akan terancam mati. Sebaliknya bila sumber air tersedia tanaman akan tumbuh dengan baik dan produksinya akan tinggi.
Selain dari manfaat yang tidak langsung , masyarakat disekitar kawasan hutan juga bisa memanfaatkan hasil hutan langsung dengan tidak secara berlebihan dan tetap berusaha adanya pembaharuan untuk menjaga kelestariannya.  Hasil hutan yang didapatkan bisa untuk konsumsi sendiri atau untuk di jual sehingga dapat menjadi pendapatan tambahan.
Manusia harus ingat bahwa kebutuhan terus meningkat dan berubah dari waktu ke waktu,   untuk dapat mendukung kebutuhan yang meningkat dan berubah itu perlu adanya sumberdaya yang berkesinambungan .  Lingkungan kita merupakan sumberdaya, karena itu harus kita manfaatkan dengan bijaksana agar daya dukung terlanjutkan dapat terpelihara untuk dapat menjamin tingkat hidup yang makin tinggi.
Dari uraian – uraian yang telah disebutkan sebelumnya jelas bahwa banyak manfaat ekonomi yang akan diperoleh bila kita melestarikan hutan.  Selain dari dalam hutan itu sendiri di wilayah sekitar huta dan di daerah hilirnya manfaat ekonomi akan banyak diperoleh.

Selasa, 06 Maret 2012

FAKTA ILMIAH MINUMAN BIR


Bir adalah minuman dengan kadar alkohol sedang. Tidak terlalu tinggi, tidak juga terlalu rendah. Mari kita tinjau apa saja yang telah kita ketahui mengenai minuman ini secara ilmiah.
  1. Bir kaya dengan silikon dan dapat mencegah osteoporosis. Hal ini karena silikon adalah unsur kunci dalam peningkatan kepadatan mineral tulang.
  2. Bir dapat membahayakan kesehatan  bila dikonsumsi oleh remaja
  3. Minum bir terlalu banyak bagi wanita dapat meningkatkan resiko kanker payudara
  4. Minum bir sebelum belajar di waktu malam tidak mempengaruhi hasil ujian besok hari. Artinya kecerdasan kamu tidak dipengaruhi oleh bir

  5. Di dalam bir terdapat senyawa anti kanker bernama Xanthohumol dan beberapa anti kanker lainnya. Mereka mampu menghambat keluarga enzim pemicu kanker yang bernama sitokrom P450 dan juga memicu aktivitas reduktase kuinon, yang membantu tubuh menetralkan kanker.
  6. Remaja yang berani mencoba meminum bir lebih cenderung bermasalah di sekolah, kecanduan alkohol, merokok dan menggunakan narkotika, ketimbang orang dewasa biasa
  7. Remaja yang meminum bir dan juga merokok lebih sering mengalami sakit kepala. Kegiatan fisik dapat menghilangkan masalah ini.
  8. Usia meminum bir pertama yang ideal adalah 21 tahun.
  9. Terlalu banyak minum bir meningkatkan kemungkinan mengalami kecelakaan fatal saat menyetir
  10. Sedikit sekali bukti yang menunjukkan kalau ibu hamil yang meminum bir dapat menyakiti janinnya. Tapi hal itu memang berbahaya untuk kandungan alkohol yang lebih tinggi dari bir. Batasnya adalah sekitar lima teguk atau setara dengan 60 gram alkohol. Selain itu, janin bisa mengalami kelainan bila bir diminum pada 13 minggu pertama kehamilan, tanpa melihat dosis ini.
  11. Merokok lebih besar kemungkinannya mendapatkan kanker kepala dan leher, ketimbang meminum bir
  12. Dari tahun 1993-2002, sekitar 2500 pemuda berusia 15-24 tahun tewas karena penyakit dan cedera akibat alkohol, sementara 100 ribu lainnya masuk rumah sakit di Australia.
  13. Minum bir dalam jumlah sedang dapat membuat tulang lebih terlindungi
  14. Minum bir dalam jumlah sedang juga tidak mengganggu produksi vitamin D pada wanita
  15. Minum bir dalam jumlah sedang juga baik untuk penyembuhan penyakit jantung
  16. Resiko stroke meningkat sementara selama satu jam setelah meminum bir
Jadi, apakah meminum bir itu bagus? Tentu saja. Bila anda tidak hamil. Dan bila anda minimal berusia 21 tahun. Serta bila anda memahami fakta-fakta ilmiah di atas
Referensi
  1. Astrid Milde-Busch, Astrid Blaschek, Ingo Borggräfe, Florian Heinen, Andreas Straube, and Rüdiger von Kries. Associations of Diet and Lifestyle with Headache in High-School Students. Headache, June 07, 2010
  2. Casey et al. Silicon in beer and brewing. Journal of the Science of Food and Agriculture, February 2010;
  3. Charles King, Michael Siegel, David H. Jernigan, Laura Wulach, Craig Ross, Karen Dixon, Joshua Ostroff. Adolescent Exposure to Alcohol Advertising in Magazines: An Evaluation of Advertising Placement in Relation to Underage Youth Readership. Journal of Adolescent Health, 2009; 45 (6): 626
  4. Engels et al. Alcohol Portrayal on Television Affects Actual Drinking Behaviour. Alcohol and Alcoholism, 2009
  5. Grucza RA, Norbert KE, Bierut LJ. Binge drinking among youths and young adults in the United States: 1979-2006. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 48: July, 2009. pp 692-702
  6. Hashibe M, Brennan P, Benhamou S, Castellsague X, Chen C, et al. Alcohol Drinking in Never Users of Tobacco, Cigarette Smoking in Never Drinkers, and the Risk of Head and Neck Cancer: Pooled Analysis in the International Head and Neck Cancer Epidemiology Consortium. Journal of the  National Cancer Institute, 2007; 99: 777-789
  7. Howland et al. The effects of binge drinking on college students’ next-day academic test-taking performance and mood state. Addiction, 2010; 105 (4): 655
  8. Sandra C. Jones and Parri Gregory. The impact of more visible standard drink labelling on youth alcohol consumption: Helping young people drink (ir)responsibly? Drug and Alcohol Review, May 2009; Vol. 28, Issue 3, pp 230 – 234
  9. Simona Costanzo, Augusto Di Castelnuovo, Maria Benedetta Donati, Licia Iacoviello, and Giovanni de Gaetano. Alcohol Consumption and Mortality in Patients With Cardiovascular Disease: A Meta-Analysis. J Am Coll Cardiol, 2010; 55: 1339-1347
  10. Tucker et al. Effects of beer, wine, and liquor intakes on bone mineral density in older men and women. American Journal of Clinical Nutrition, Feb 25, 2009
  11. William C. Kerr et al. Alcohol Content Variation of Bar and Restaurant Drinks in Northern California. Alcoholism: Clinical & Experimental Research, September 2008 (online early)

ILMU CUACA DAN IKLIM


A. Pengertian Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.
Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai.
B. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara dan curah hujan.
1. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin.
Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,60 C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 10 C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
a. Lama penyinaran matahari.
b. Sudut datang sinar matahari.
c. Relief permukaan bumi.
d. Banyak sedikitnya awan.
e. Perbedaan letak lintang.
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:
Tx = To – 0,6 x h/100
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui
dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak
langsung.
a. Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1) Proses absorbsi
adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2) Proses refleksi
adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3) Proses difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
1) Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
2) Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3) Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
4) Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.

Sabtu, 03 Maret 2012

Taksonomi Tumbuhan Tinggi Ordo Sympetalae





Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas : Monochlamydae (Apetalae),  Dialypetale, dan Sympetalae.  Yang perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut. Sementara ahli hanya membedakan 2 anak kelas saja yaitu :
1)      Choripetalae yang meliputi  Apetalae dan Dialypetalae.
2)      Sympetalae.(Kimball,1983).
Sympetalae. Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini mempunyai ciri utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu(Campbell, 2003).

Ligostrales
Bangsa ini hanya membawahi 1 suku saja, yaitu Oleaceae yang mempunyai ciri-ciri berikut : kebanyakan perdu atau pohon, jarang berupa semak atau terna, seringkali memanjat. Daun tunggal atau menyirip, duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, tersusun dalam bunga majemuk berganda yang bersifat simos atau rasemos. Kelopak bergigi 415, mahkota mempunyai 46 taju-taju, kadang-kadang mahkota tidak terdapat(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 2, melekat pada mahkota atau hipogin, tangkai sari pendek, kepala sari besar mempunyai 2 ruang sari. Bakal buah menumpang , beruang 2, tiap ruang berisi 2 bakal biji, kadang-kadang 18. tangkai putik 1(Tjitrosoepomo,2004).
Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Kadang-kadang berupa buah buni atau buah batu, berisi 1beberapa biji. Biji biasanya mempunyai endsoperm, lembaga lurus, akar lembaga tersembunyi dalam pangkal daun lembaga(Tjitrosoepomo,2004).
Jumlah jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku ini mendekati angka 400-an, terbagi dalam 25 marga. Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai daerah iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).

Apocynales
Terna, semak atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem infraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 45, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan dan dalam kuncup seperti terpuntir ke satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju mahkota, dan berseling dengan taju-taju tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal buah menumpang, jarang setengah tenggelam, kebanyakan beruang 2 jarang hanya 1, tembuni pada dinding. Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikit sampai banyak bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan endsoperm yang terbentuk secara nuklear, lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Apocynaceae. Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, ruas, seringkali memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5, jarang berbilangan 4. kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh  yang relatif panjang dengan diatas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke satu arah(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal buah dikelilingi cakram yang berlekuk 45 atau berbelah 2. tangkai putik 1 dengan  penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah  buni, buah kurung atau serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endsoperm, lembaga besar, lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1.000 jenis yang tersebar di daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).

Solanales
Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering zigomorf, dengan kelopak dan mahkota yang berlekatan, kebanyakan berbilangan 5, benang sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun-daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian besar beruang 2, kadang-kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1banayk bakal biji, masing-masing dengan 1 integumen(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :  Solanaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang berupa pohon, daun tunggal, berlekuk atau berbagi sampai  majemuk, duduknya tersebar, karena pergeseran letak buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5. kelopak terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan, demikian pula mahkotanya yang berbentuk bintang, terompet atau corong(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 5, dalam bunga yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semuanya tertanam pada mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sekat miring terhadap bidang median, kadang-kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi banyak bakal biji. Tangkai putik 1. buahnya buah buni atau buah kendaga. Biji dengan endsoperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan seluruhnya mencakup sekitar 1.700 jenis, yang tersebar di daerah-daerah  iklim panas sampai daerah-daerah iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Convolvulaceae. Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau membelit, daun tunggal, sering bertoreh-toreh atau berbagi dalam, duduknya tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf. Kelopak terdiri atas 45 daun kelopak yang bebas, mahkota berlekatan berbentuk corong atau terompet, dalm kuncup taju-taju mahkotanya berlipat atau tersusun seperti katup(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari 5, melekat pada buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal buah menumpang, kebanyakan beruang 2, jarang beruang 35, tiap ruang dengan 2 bakal biji pada dasar ruang, masing-masing dengan 1 integumen. Tangkai putik 12. buahnya buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam 4 bagian. Biji kadang-kadang berambut, lembaga sedikit banyak bengkok atau tergulung, endosperm sedikit(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi lebih dari 1.000 jenis tumbuhan yang seringkali mempunyai saluran-saluran getah tidak beruas, keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih 45 marga. Daerah distribusinya terutama daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Verbenaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang juga berupa pohon atau liana dengan ranting-ranting yang jelas berbentuk segi empat, jelas kelihatan terutama pada ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal tanpa daun penumpu, duduknya berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Bunag dalam rangkaian yang bersifat rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi 4→5, dapat bervariasi dari 2→6, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh yang nyata, berbilangan 5, jarang 4, kebanyakan dengan taju-taju mahkota yang tidak sama besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir(Tjitrosoepomo,2004).
Benang sari biasanya 4, 2→2 tidak sama panjang, jarang hanya 2 ditambah 2 yang mandul, atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari 2→4 daun buah yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat hingga bakal buah terbagi-bagi dalam 4→8 ruang. Salah satu daun kadang-kadang tereduksi, sehingga bakal buah hanya beruang 2(Tjitrosoepomo,2004).
Pada setiap daun buah terdpat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada tepi daun buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya buah batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm.lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku ini membawahi sekitar 100-an marga dengan seluruh hampir 3.000 jenis , kebanyakan di daerah tropika, tidak banyak di luar daerah tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Suku : Labiatae (Lamiaceae). Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, dengan batang yang jelas berbentuk segi empat (pada penampang lintangnya). Daun tunggal, jarang majemuk, duduk berhadapan atau berkarang tanpa daun penumpu, biasanya mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri, yang memberikan bau yang sedap(Tjitrosoepomo,2004).
Bunga dalam rangkaian yang bersifat simos, sering berupa tukal-tukal yang rapat dalam ketiak-ketiak daun. Kelopak tidak gugur, berbilangan 4→5, tidak jarang berbibir 2. mahkota berlekatan berbentuk buluh, berbilangan 5 atau 6, jelas berbibir 2 atau bertaju yang tidak sama besar, Zigomorf  atau kadang-kadang hampir aktinomorf. Benang sari tertanam pada buluh mahkota, biasanya ada 4, 2→2 tidak sama panjang, kadang-kadang 2 + 2 yang mandul atau sama sekali tidak ada, jarang  lebih dari 4 bakal buah menumpang, tersusun dari 2 daun buah yang membentuk 4 ruang yang hampir sempurna, pada tepi tiap daun buah terdapat 2 tembuni(Tjitrosoepomo,2004).
Sekat antara ruang-ruang bakal buah kadang-kadang rusak , sehingga tembuni kelihatan seakan-akan terletak di pusat. Tangkai putik dari pangkal dalam daun buah (ginobasis), jarang terminal pada ujung bakal buah. Buah berbagi dalam 4 bagian, yang masing-masing menyerupai buah kurung atau buah keras, jarang menyerupai buah batu. Biji dengan atau tanpa endsoperm, lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Warga suku menunjukkan banyak persamaan dengan warga suku verbenaceae. Labiatae membawahi hampir 200 marga dengan seluruhnya meliputi lebih dari 3.000 jenis yang sebagian besar menghuni daerah-daerah beriklim panas(Tjitrosoepomo,2004).
 
 Posted by : Admin Dadan Trisnawardana

Taksonomi Tumbuhan Rendah


Tatanama Tumbuhan
1.      Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2.      Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3.      Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4.      Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan.
5.      Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6.      Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7.      Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae.
8.      Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang.
9.      Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.
10.  Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.

Klasifikasi
1.      Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.
2.      Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
3.      Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya.
4.      Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
5.      Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6.      Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7.      Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
8.      Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
9.      Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan.
10.  Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.

Identifikasi
1.      Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi.
2.      Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
3.      Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT.
4.      Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5.      Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis.
6.      Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7.      Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8.      Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9.      Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
10.  Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

ALGAE
Taksonomi Algae
1.      Linnaeus membagi Cryptogamae menjadi 4 bangsa yaitu: Filices, Musci, Algae dan Fungi.
De Jussieu membagi tumbuhan menjadi 3 golongan, Acotyledoneae, Monocotyledoneae, Dicotyledoneae.
2.      Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta.
3.      Thallophyta yang terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
4.      Dipermasalahkan mengenai keabsahan (validitas) dari Thallophyta.
Algae dan Fungi mempunyai kesamaan ciri-ciri yang digunakan untuk memisahkan keduanya dari tumbuhan lain, atas dasar kesamaan ini dipertanyakan apakah fungi berasal dari algae? dalam kenyataan, tidak satu fungi pun berasal dari algae. Dengan demikian divisi Thallophyta tidak dapat dipertahankan, sehingga bukan merupakan divisi yang valid. Sebaiknya Algae dan Fungi ditempatkan dalam satu atau lebih divisi.
5.      Ciri-ciri yang akan digunakan sebagai dasar untuk memberi definisi algae:
1.      menurut Fritsch (1935): Algae harus holofitik yang gagal mencapai ciri deferensiasi Archegoniatae.
2.      Smith (1955 ) mendasarkan pada struktur organ seksualnya.
6.      Sampai permulaan abad 20 telah dikenal 4 kelas Algae, yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Myxophyceae (Cyanophyceae). Ahli Protozoologi menempatkan semua organisme bersel tunggal yang berkhlorofil, berflagella seta motil dalam kelas Mastigophora dari filum Protozoa. Para pakar botani mengeluarkan anggota-anggota tertentu dari deret (seri) Volvocin. Rabenhorst menempatkan seri Chlamydomonas-Volvox dalam ganggang hijau rumput dan diberi nama Chlorophyllaceae.
Xanthophyceae (Heterokontae) dipisahkan dari Chlorophyceae pada permulaan abad 20 dan Fagellatae tertentu yang berpigmen dimasukkan dalam kelas Xanthophyceae.
Berbagai macam kelompok yang semula oleh pakar Protozoologi dimasukkan dalam Mastigophora secara filogegenetik berhubungan dengan organisme yang bersifat algae sejati.
7.      Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikros- kop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:
1.      pigmentasi,
2.      hasil fotosintesis,
3.      flagelasi,
4.      sifat fisik dan kimia dinding sel,
5.      ada atau tidak adanya inti sejati.

Atas dasar hal tersebut, Smith membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera.
8.      Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1.      Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2.      Bentuk multiseluler:
1.      a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2.      Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3.      Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4.      Bentuk sifon/pipa.
5.      Pseudoparenkhimatik
9.      Reproduksi
1.      Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
2.      Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela.
3.      Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami.
10.  Pergantian keturunan
1.      Pergantian keturunan haplobiontik terdiri dari: pergantian keturunan yang haplontik dan diplontik.
2.      Pergantian keturunan yang isomorfik dan heteromorfik.

Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Cyanophyta
I. Divisi Chlorophyta
Ciri-ciri
1.      Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2.      Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3.      Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral dsb.
4.      Sel berinti sejati, satu atau lebih.
5.      Sel kembara mempunyai 2 atau 4 flagela sama panjang, bertipe whiplash.
6.      Dinding sel mengandung selulose.
7.      Bentuk talus/struktur vegetatif
1.      uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
2.      uniseluler nonmotil/kokoid: Chlorella sp.
3.      koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
4.      koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
5.      palmeloid: Tetraspora sp.
6.      dendroid: Prasinocladus sp.
7.      berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
8.      tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
9.      heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
10.  berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
11.  lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
12.  berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
13.  berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.
Perkembangbiakan
1.      secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2.      secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora.
3.      secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Chloropyceae dan Charophyceae
Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 12 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales) Cladophorales, Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, Dasycladales dan Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volovocales sering disatukan menjadi satu bangsa, yaitu Volvocales dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan Volvocales. Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa kedua bangsa tersebut hanya mempunyai perbedaan kecil saja.
Tempat hidup
Sebagian besar ± 90% merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).
Charophycaea
1.      Tubuh merupakan talus yang tegak, beruas dan berbuku-buku dan bercabang. Cabang yang pertumbuhannya tak terbatas keluar dari buku-buku tersebut dan dari setiap buku keluar cabang yang pertumbuhannya terbatas, yaitu cabang lateral (filoid) yang letaknya melingkari buku tersebut. Tubuh ini sering diliputi oleh CaCO3.
2.      Reproduksi.
1.      secara seksual: dilakukan dengan oogami. Alat kelamin betina dikelilingi benang-benang steril yang letaknya melingkar hingga membentuk spiral. Alat kelamin jantan, terdiri dari satu sel, masing-masing anteridium disatukan dalam filamen yang uniseriate dan dibungkus oleh selubung yang terdiri dari 8 sel.
2.      secara vegetatif: dengan membentuk bintang-bintang amilum dan bulbus.
Dengan melihat struktur alat kelamin dan adanya stadium protenema dalam perkembangan zigot, struktur vegetatif dari tubuhnya, maka beberapa ahli mengatakan bahwa kedudukan Chara berada antara Thallophyta dan Bryophyta. Jenis-jenis yang masih hidup adalah Chara spp dan Nitella spp kesemuanya hidup di air tawar.

II. Divisi Phaeophyta
Hanya terdiri dari satu kelas : Phaeophyceae
Ciri-ciri
1.      Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin.
2.      Set vegetatif mengandung khloroplast berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
Reproduksi
Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.
Daur hidup
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan diplontik (Sargassum sp.)
Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.


III. Divisi Rhodophyta
Hanya mempunyai satu kelas, yaitu Rhodophyceae.
Ciri-ciri
1.      Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen.
Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela.
2.      Pigmen
Khlorofil: terdiri dari khlorofil a dan d.
Fikobilin: fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris.
- karoten
Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
3.      Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan terdapat diluar khloroplas.
4.      Talus
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe talus: monoaksial dan multiaksial.
Reproduksi
Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora, karpospora (spora seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan polispora.
Pergantian keturunan
Pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik.
1.      Bifasik: inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit.
2.      Trifasik: inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.
 Posted By : Admin Dadan Trisnawardana