Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas : Monochlamydae
(Apetalae), Dialypetale, dan Sympetalae. Yang
perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan
bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut. Sementara ahli hanya membedakan 2
anak kelas saja yaitu :
1)
Choripetalae yang
meliputi Apetalae dan Dialypetalae.
2)
Sympetalae.(Kimball,1983).
Sympetalae. Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini mempunyai ciri utama
adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap terdiri atas kelopak dan mahkota,
dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu(Campbell, 2003).
Ligostrales
Bangsa
ini hanya membawahi 1 suku saja, yaitu Oleaceae yang mempunyai ciri-ciri
berikut : kebanyakan perdu atau pohon, jarang berupa semak atau terna,
seringkali memanjat. Daun tunggal atau menyirip, duduk berhadapan atau
berkarang, tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf,
tersusun dalam bunga majemuk berganda yang bersifat simos atau rasemos. Kelopak
bergigi 4→15, mahkota mempunyai 4→6 taju-taju, kadang-kadang
mahkota tidak terdapat(Tjitrosoepomo,2004).
Benang
sari 2, melekat pada mahkota atau hipogin, tangkai sari pendek, kepala sari
besar mempunyai 2 ruang sari. Bakal buah menumpang , beruang 2, tiap ruang
berisi 2 bakal biji, kadang-kadang 1→8. tangkai putik
1(Tjitrosoepomo,2004).
Buahnya
buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Kadang-kadang berupa buah buni
atau buah batu, berisi 1→beberapa biji. Biji biasanya mempunyai endsoperm, lembaga lurus,
akar lembaga tersembunyi dalam pangkal daun lembaga(Tjitrosoepomo,2004).
Jumlah
jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku ini mendekati angka 400-an, terbagi
dalam 25 marga. Distribusinya meliputi daerah-daerah iklim panas sampai daerah
iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).
Apocynales
Terna,
semak atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem infraxiler, dengan daun
tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun penumpu.
Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, berbilangan 4→5,
dengan daun-daun mahkota yang berlekatan dan dalam kuncup seperti terpuntir ke
satu arah. Benang sari sama banyaknya dengan taju-taju mahkota, dan berseling
dengan taju-taju tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal
buah menumpang, jarang setengah tenggelam, kebanyakan beruang 2 jarang hanya 1,
tembuni pada dinding. Ada
kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai
putiknya. Tiap ruang berisi sedikit sampai banyak bakal biji, masing-masing
dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan endsoperm yang
terbentuk secara nuklear, lembaga lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :
Apocynaceae. Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, ruas, seringkali
memanjat, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilangan 5, jarang berbilangan 4. kelopak
berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh yang relatif
panjang dengan diatas taju-taju yang dalam kuncup terpuntir ke satu
arah(Tjitrosoepomo,2004).
Benang
sari sebagian berlekatan dengan buluh mahkota, berseling dengan taju-taju
mahkota, kepala sari panjang bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang
runcing. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2
tembuni pada dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal
buah yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal
biji(Tjitrosoepomo,2004).
Bakal
buah dikelilingi cakram yang berlekuk 4→5 atau
berbelah 2. tangkai putik 1 dengan penebalan dekat kepala putiknya.
Buahnya buah buni, buah kurung atau serupa buah batu. Biji sering
bersayap atau berambut, mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endsoperm,
lembaga besar, lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku
ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi sekitar 1.000 jenis yang
tersebar di daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).
Solanales
Suatu
bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa tumbuhan berkayu,
daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering zigomorf, dengan kelopak dan
mahkota yang berlekatan, kebanyakan berbilangan 5, benang sari dalam 1
lingkaran, berhadapan dengan daun-daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf
jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian besar
beruang 2, kadang-kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, menumpang,
jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1→banayk bakal
biji, masing-masing dengan 1 integumen(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :
Solanaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang berupa pohon,
daun tunggal, berlekuk atau berbagi sampai majemuk, duduknya tersebar,
karena pergeseran letak buku-buku kadang-kadang hampir berpasangan, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5.
kelopak terdiri atas daun-daun kelopak yang berlekatan, demikian pula
mahkotanya yang berbentuk bintang, terompet atau corong(Tjitrosoepomo,2004).
Benang
sari 5, dalam bunga yang zigomorf 1 diantaranya mandul, semuanya tertanam pada
mahkota. Bakal buah menumpang, beruang 2 dengan sekat miring terhadap bidang
median, kadang-kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi banyak bakal
biji. Tangkai putik 1. buahnya buah buni atau buah kendaga. Biji dengan
endsoperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin(Tjitrosoepomo,2004).
Suku
ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan seluruhnya mencakup sekitar 1.700
jenis, yang tersebar di daerah-daerah iklim panas sampai daerah-daerah
iklim sedang(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :
Convolvulaceae. Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau
membelit, daun tunggal, sering bertoreh-toreh atau berbagi dalam, duduknya
tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf. Kelopak terdiri atas 4→5
daun kelopak yang bebas, mahkota berlekatan berbentuk corong atau terompet,
dalm kuncup taju-taju mahkotanya berlipat atau tersusun seperti
katup(Tjitrosoepomo,2004).
Benang
sari 5, melekat pada buluh mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota. Bakal
buah menumpang, kebanyakan beruang 2, jarang beruang 3→5, tiap ruang
dengan 2 bakal biji pada dasar ruang, masing-masing dengan 1 integumen. Tangkai
putik 1→2. buahnya buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam 4 bagian. Biji
kadang-kadang berambut, lembaga sedikit banyak bengkok atau tergulung,
endosperm sedikit(Tjitrosoepomo,2004).
Suku
ini membawahi lebih dari 1.000 jenis tumbuhan yang seringkali mempunyai
saluran-saluran getah tidak beruas, keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih
45 marga. Daerah distribusinya terutama daerah tropika(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :
Verbenaceae. Terna, semak, atau perdu, kadang-kadang juga berupa pohon
atau liana dengan ranting-ranting yang jelas berbentuk segi empat, jelas
kelihatan terutama pada ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal tanpa daun
penumpu, duduknya berhadapan, jarang tersebar atau berkarang. Bunag dalam
rangkaian yang bersifat rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi 4→5, dapat
bervariasi dari 2→6, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh yang nyata,
berbilangan 5, jarang 4, kebanyakan dengan taju-taju mahkota yang tidak sama
besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir(Tjitrosoepomo,2004).
Benang
sari biasanya 4, 2→2 tidak sama panjang, jarang hanya 2 ditambah 2 yang mandul,
atau sama sekali tidak ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari 2→4 daun buah
yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat hingga bakal buah terbagi-bagi
dalam 4→8 ruang. Salah satu daun kadang-kadang tereduksi, sehingga bakal buah
hanya beruang 2(Tjitrosoepomo,2004).
Pada
setiap daun buah terdpat 2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada
tepi daun buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya buah
batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm.lembaga
lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Suku
ini membawahi sekitar 100-an marga dengan seluruh hampir 3.000 jenis ,
kebanyakan di daerah tropika, tidak banyak di luar daerah tersebut(Tjitrosoepomo,2004).
Suku :
Labiatae (Lamiaceae). Umumnya berupa terna, jarang berupa tumbuhan
berkayu, dengan batang yang jelas berbentuk segi empat (pada penampang
lintangnya). Daun tunggal, jarang majemuk, duduk berhadapan atau berkarang
tanpa daun penumpu, biasanya mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri, yang
memberikan bau yang sedap(Tjitrosoepomo,2004).
Bunga
dalam rangkaian yang bersifat simos, sering berupa tukal-tukal yang rapat dalam
ketiak-ketiak daun. Kelopak tidak gugur, berbilangan 4→5, tidak jarang berbibir
2. mahkota berlekatan berbentuk buluh, berbilangan 5 atau 6, jelas berbibir 2
atau bertaju yang tidak sama besar, Zigomorf atau kadang-kadang hampir
aktinomorf. Benang sari tertanam pada buluh mahkota, biasanya ada 4, 2→2 tidak
sama panjang, kadang-kadang 2 + 2 yang mandul atau sama sekali tidak ada,
jarang lebih dari 4 bakal buah menumpang, tersusun dari 2 daun buah yang
membentuk 4 ruang yang hampir sempurna, pada tepi tiap daun buah terdapat 2
tembuni(Tjitrosoepomo,2004).
Sekat
antara ruang-ruang bakal buah kadang-kadang rusak , sehingga tembuni kelihatan
seakan-akan terletak di pusat. Tangkai putik dari pangkal dalam daun buah
(ginobasis), jarang terminal pada ujung bakal buah. Buah berbagi dalam 4
bagian, yang masing-masing menyerupai buah kurung atau buah keras, jarang
menyerupai buah batu. Biji dengan atau tanpa endsoperm, lembaga
lurus(Tjitrosoepomo,2004).
Warga
suku menunjukkan banyak persamaan dengan warga suku verbenaceae. Labiatae
membawahi hampir 200 marga dengan seluruhnya meliputi lebih dari 3.000 jenis
yang sebagian besar menghuni daerah-daerah beriklim panas(Tjitrosoepomo,2004).
Posted by : Admin Dadan Trisnawardana